Kamis, 21 Maret 2013

Sabar Itu Indah ...

Rasa sakit tidak selamanya tak berharga, sehingga harus selalu dibenci.
Sebab, mungkin saja rasa sakit itu justru akan mendatangkan kebaikan
bagi seseorang.


Bisanya, ketulusan sebuah doa muncul tatkala rasa sakit mendera.

Demikian pula dengan ketulusan tasbih yang senantiasa terucap saat rasa
sakit terasa. Adalah jerih payah dan beban berat saat menuntut ilmulah
yang telah mengantarkan seorang pelajar menjadi ilmuwan terkemuka. la
telah bersusah payah di awal perjalanannya, sehingga ia bisa menikmati
kesenangan di akhirnya. Usaha keras seorang penyair memilih kata-kata
untuk bait-bait syairnya telah menghasilkan sebuah karya sastra yang sangat
menawan. Ia, dengan hati, urat syaraf, dan darahnya, telah larut bersama
kerja kerasnya itu, sehingga syair- syairnya mampu menggerakkan perasaan
dan menggoncangkan hati. Upaya keras seorang penulis telah menghasilkan
tulisan yang sangat menarik dan penuh dengan 'ibrah, contoh-contoh dan
petunjuk.


Lain halnya dengan seorang pelajar yang senang hidup foya-foya, tidak
aktif, tak pernah terbelit masalah, dan tidak pula pernah tertimpa musibaha
la akan selalu menjadi orang yang malas, enggan bergerak, dan mudah
putus asa.


Seorang penyair yang tidak pernah merasakan pahitnya berusaha dan
tidak pernah mereguk pahitnya hidup, maka untaian qasidah-qasidah-nya
hanya akan terasa seperti kumpulan kata-kata murahan yang tak bernilai.
Sebab, qasidah-qasidah-nya hanya keluar dari lisannya, bukan dari
perasaannya. Apa yang dia utarakan hanya sebatas penalarannya saja, dan
bukan dari hati nuraninya.


Contoh pola kehidupan yang paling baik adalah kehidupan kaum
mukminin generasi awal. Yaitu, mereka yang hidup pada masa-masa awal
kerasulan, lahirnya agama, dan di awal masa perutusan. Mereka adalah
orang-orang yang memiliki keimanan yang kokoh, hati yang baik, bahasa
yang bersahaja, dan ilmu yang luas. Mereka merasakan keras dan pedihnya
kehidupan. Mereka pernah merasa kelaparan, miskin, diusir, disakiti, dan
harus rela meninggalkan semua yang dicintai, disiksa, bahkan dibunuh.
Dan karena semua itu pula mereka menjadi orang-orang pilihan. Mereka
menjadi tanda kesucian, panji kebajikan, dan simbol pengorbanan.



2 komentar:

  1. sabar itu indah,, karena indah itu nasrah accha....tiada yang lebih indah dari indahnya nasra accha....hehe

    BalasHapus